Kamis, 11 November 2010

Penerapan Pengorganisasian pada Organisasi Pemuda/Mahasiswa

Penerapan Pengorganisasian pada Organisasi Pemuda/Mahasiswa
I. Pendahuluan

Pengorganisasian adalah suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisiensi .

II. Isi

Pengertian, Definisi dan Arti Organisasi - Organisasi Formal dan Informal :

A. Arti Istilah Organisasi
1. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
2. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3. Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

B. Pengertian / Definisi Organisasi Informal dan Organisasi Formal
1. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
2. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.
Organisasi mahasiswa adalah organisasi yang beranggotakan mahasiswa. Organisasi ini dapat berupa organisasi kemahasiswaan intra kampus, organisasi kemahasiswaan ekstra kampus, maupun semacam ikatan mahasiswa kedaerahan yang pada umumnya beranggotakan lintas-kampus. Sebagian organisasi mahasiswa di kampus Indonesia juga membentuk organisasi mahasiswa tingkat nasional sebagai wadah kerja sama dan mengembangkan potensi serta partisipasi aktif terhadap kemajuan Indonesia, seperti organisasi Ikahimbi dan ISMKI. Di luar negeri juga terdapat organisasi mahasiswa berupa Perhimpunan Pelajar Indonesia, yang beranggotakan pelajar dan mahasiswa Indonesia.
Organisasi dibagi menjadi dua jenis :
1. Organisasi Ekstra Kampus.
organisasi kemahasiswaan yang bersifat ekstra kampus pada umumnya terkait dengan aliran politik atau ideologi tertentu seperti: IMM, HMI, PMII, KAMMI, FMN, GMNI, GMKI, PMKRI, Mapancas, Gema Pembebasan dan sebagainya. Ada pula organisasi kemahasiswaan ekstra kampus yang didasarkan pada ikatan asal daerah, misalnya Himpunan Mahasiswa Jawa Timur (HIMAJATI), Ikatan Mahasiswa Pelajar Padang Lawas-Sumatera Barat (IMAPPALAS SUMBAR) atau Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Kalimantan Timur (KPMKT). Untuk organisasi kemahasiswaan yang bersifat kedaerahan umumnya sekretariatnya sekaligus merupakan Asrama Mahasiswa asal daerah yang bersangkutan. Meskipun tidak semua mahasiswa asal daerah tersebut merupakan anggota organisasi atau tinggal di Asrama Mahasiswa daerah yang bersangkutan.
2. Organisasi Intra Kampus.
Organisasi kemahasiswaan intra kampus adalah organisasi mahasiswa yang memiliki kedudukan resmi di lingkungan kampus dan mendapat pendanaan kegiatan kemahasiswaan dari kampus. Para aktivis Organisasi Mahasiswa Intra Kampus pada umumnya juga berasal dari kader-kader organisasi ekstra kampus ataupun aktivis-aktivis independen yang berasal dari berbagai kelompok studi atau kelompok kegiatan lainnya. Saat Pemilu Mahasiswa untuk memilih Pemimpin Senat Mahasiswa, pertarungan antar organisasi ekstra kampus sangat terasa.

Peran Organisasi Mahasiswa Di Tengah Masyarakat
Ketika melihat korelasi hubungan mahasiswa dengan masyarakat pada saat sekarang dengan kondisi dulu pada zaman pra kemerdekaan, akan terasa ada nuansa yang jauh berbeda. Jika dulu, mahasiswa melalui organisasi di kampus, baik itu intra maupun ekstra universitas, tidak melihat perjuangan perubahan sosial hanya sebatas dunia kampus saja. Mereka rela turun gunung untuk membantu memberi pendidikan ke masyarakat, baik itu melalui forum-forum diskusi maupun mimbar bebas di alun-alun desa/kota. Ada hubungan yang bisa dikatakan mesra antara mahasiswa dan masyarakat pada saat itu.
Namun sekarang, kita bisa sama-sama melihat orientasi perjuangan dan pergerakan organisasi mahasiswa malah cenderung kampus oriented. Sangat jarang kegiatan-kegiatan bersama masyarakat dilakukan. Kalau pun ada, hanya pada saat-saat Praktik Kerja Lapangan (PKL) atau pun Kuliah Kerja Nyata (KKN). Dunia mahasiswa hari ini adalah bagaimana caranya menyelamatkan diri masing-masing dengan cara secepatnya menyelesaikan studi dan bekerja. Seolah-olah tugas kemasyarakatan hanyalah tugas pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) saja. Ini adalah bentuk pergeseran paradigma yang semakin menambah dalam gap antara dunia ilmu pengetahuan dan masyarakat.
Dari kacamata idealnya, hubungan organisasi mahasiswa dan masyarakat adalah hubungan saling membutuhkan dan mengembangkan. Ilmu pengetahuan yang diproduksi di kampus seyogyanya ditransformasikan ke kehidupan bermasyarakat. Organisasi mahasiswa tidak boleh alpa dalam mengadvokasi masyarakat baik itu yang berada dalam lingkungan sekitar kampus maupun secara umum.
Dalam menjalankan amanah sebagai agent of change , organisasi mahasiswa sangat dibutuhkan peran strategisnya dalam membantu masyarakat. Hal ini dikarenakan ada beberapa potensi dan kekuatan dalam sebuah organisasi. Pertama, organisasi mahasiswa memiliki potensi untuk menggerakkan massa yang cukup rill. Kedua, memiliki legitimasi sebagai representasi universitas untuk melakukan sesuatu kegiatan. Ketiga, organisasi mahasiswa memiliki kader-kader yang mumpuni dan cenderung lebih berkomitmen untuk aktif membangun masyarakat.
Sejatinya mahasiswa melalui wadah organisasi kemahasiswaan tidak menjadi menara gading yang angkuh di tengah sulitnya kondisi masyarakat. Teori-teori yang diperoleh di kampus tidak akan menemukan esensinya jika tidak diterapkan di masyarakat.Untuk itu, organisasi mahasiswa sudah waktunya kembali ke khittahnya sebagai pengayom dan selalu hadir di masyarakat.

III. Kesimpulan
Pengorganisasian mahasiswa juga sangatlah penting dalam suatu kegiatan organisasi karena pengorganisasian mahasiswa berguna untuk memantau jalanya kehidupan berpolitik, selain itu juga berguna untuk kehidupan bermasyarakat dan Lingkungannya.

IV. Daftar Pustaka
www.wikipedia.com
http://gmni-sumedang.blogspot.com

penerapan pengawasan pada organisasi pemuda / mahasiswa .

penerapan pengawasan pada organisasi pemuda / mahasiswa .
Pendahuluan
Pengawasan adalah proses untuk “ menjamin ” bahwa tujuan – tujuan organisasi tercapai . Ini berkenaan dengan cara – cara membuat kegiatan – kegiatan sesuai yang direncakan .

Isi
Pengawasan memiliki 3 tipe dasar yaitu :

Pengawasan pendahuluan ( feedforward control ) dirancang untuk mengantisipasi masalah – masalah atau penyimpangan – penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan .
Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan ( concurrent control ) merupakan proses dimana aspek tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan – kegiatan bisa dilanjutkan, atau menjadi semacam peralatan “double – check” yang lebih menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan .
Pengawasan umpan balik ( feedback control ) merupakan pengawasan yang biasa disebut dengan past – action controls, mengukur hasil – hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan .
Proses pengawasan juga memiliki 5 tahap yaitu :
Penetapan standar
Penetapan standar adalah penetapan suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai “patokan” untuk penilaian hasil – hasil . Standar sendiri memiliki 3 standar umum yaitu :
Standar – standar phisik, mungkin meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah langganan, atau kualitas produk .
Standar – standar moneter, yang ditunjukkan dalam rupiah dan mencakup biaya tenaga kerja, biaya penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan sejenisnya .
Standar – standar waktu, meliputi kecepatan produksi atau batas waktu suatu pekerjaan harus diselesaikan .
Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan meliputi beberapa pertanyan yang penting diantaranya adalah Berapa kali ( how often ) pelaksanaan seharusnya diukur – setiap jam, harian, mingguan, atau bulanan ? Dalam bentuk apa ( what form ) pengukuran akan dilakukan – laporan tertulis, inspeksi visual, melalui telephon ? Siapa ( who ) yang akan terlibat – manajer, staf departemen ? Pengukuran ini sebaiknya mudah dilaksanakan dan tidak mahal serta dapat diterangkan kepada para karyawan .
Pengukuran pelaksanaan kegiatan
Pengukuran pelaksanaan meliputi cara yaitu :
Pengamatan ( observasi )
Laporan – laporan, baik lisan maupun tertulis
Metoda – metoda otomatis
Inspeksi, pengujian ( test ) atau dengan pengambilan sampel .
Perbandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan
Tahap kritis dari proses pengawasan adalah perbandingan pelaksanaan nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan . Walaupun tahap ini paling mudah dilakukan, tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat menginterpretasikan adanya penyimpangan ( deviasi ) .
Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan
Tindakan terakhir dari proses pengawasan adalah pengoreksian apabila hasil analisa menunjukkan perlunya pengoreksian maka tindakan ini harus diambil .
Pengoreksiannya dapat berupa :
Mengubah standar mula – mula ( barangkali telalu tinggi atau terlalu rendah )
Mengubah pengukuran pelaksanaan ( inspeksi terlalu sering frekuensinya atau kurang atau bahkan mengganti sistem pengukuran itu sendiri )
Mengubah cara dalam menganalisadan menginterpretasikan penyimpangan – penyimpangan .
Kesimpulan
Proses pengawasan sangat penting dalam berorganisasi karena memiliki beberapa faktor :
Perubahan lingkungan organisasi,
Peningkatan kompleksitas organisasi,
Kesalahan – kesalahan yang dilakukan oleh bawahan,
Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang .
Daftar Pustaka
Buku Manajemen Karangan T. Hani Handoko Universitas Gadjah Mada

Minggu, 07 November 2010

prestasi

prestasi

Sudah lama semenjak lulus dari smk tidak pernah maen futsal bersama kawan2 lama,dan rasanya pengen sekali bermain bersama lagi dan mengingat kembali masa-masa pertama kali terbentuknya tim kami. Saat itu pertama kali masuk sekolah di SMKN 1 DEPOK dan bertepatan dengan acara 17 agustusan dimana sekolah mengadakan kometisi futsal kecil-kecilan di sekolah, dan pada saat itu kami yang menjadi juara setelah mengalahkan kakak-kakak kelas kami.
Dan pada saat itu kami mencoba peruntungan di luar sekolah dengan mengikuti turnamen antar sekolah di daerah Jakarta, Depok dan Bogor,dan hasilnya kurang memuaskan dimana tahun pertama kami tidak mendapatkan satupun gelar,dan juga di tahun yang kedua dimana saat itu kami juga tidak dapat mendapatkan satupun gelar. Sejak selama dua tahun kami tidak mendapatkan gelar juara,kami memutuskan untuk berlatih dengan sungguh-sungguh dan hasilnya pun menurut kami cukup memuaskan dimana kami memperoleh juara harapan satu atau posisi keempat di Universitas IPB (Institut Pertanian Bogor).
Dan pada saat itu kami memutuskan untuk berlatih lebih giat lagi dan sesekali mengadakan pertandingan persahabatan dengan sekolah-sekolah lain untuk mengetahui seberapa kuat kemampuan tim kami dan hasilnya pun memuaskan,dan kami pun mencoba untuk lebih baik dari hasil sebelumnya dimana kami memperoleh juara harapan satu ,hasilnya pun memuaskan dimana kami menjadi juara ke tiga di BSM Student Futsal Championship antar SMA Se-Bogor Raya, dan tidak hanya distu saja kami pun sering mengikuti turnamen futsal antar sekolah maupun umum.
Di turnamen yang kami ikuti untuk kesekian kalinya kami pun mendapatkan hasil yang sangat-sangat memuaskan, dimana kami menjadi juara satu Piala MENPORA yang diadakan oleh LP3I di Depok,dan kami pun di beri kesempatan untuk mewakili kota Depok ke tingkat Nasional di Jakarta. Dimana wakil-wakil dari kota lain sepeti Jakarta, Bogor, Surabaya dll tidak terkecuali dari pulau Sumatera dan Kalimantan telah menungggu kami di sana. Dan ternyata mereka semua lebih siap dari pada kami,dan semua itu kami jadikan pengalaman yang sangat-sangat berharga yang tidak mungkin kami lupakan.

PRESTASI :

- Juara Harapan Satu di IPB
- Juara Tiga di BSM Futsal Championship
- Juara Satu Antar Sekolah se-Kota Depok
- Juara Satu Tingkat Umum (Antar Member)

Rabu, 03 November 2010

Penerapan penggerakan pada organisasi pemuda/mahasiswa

Penerapan penggerakan pada organisasi pemuda/mahasiswa

1. PENDAHULUAN

Mahasiswa adalah tonggak dari sebuah perubahan. Suatu istilah yang tentunya sudah tidak asing lagi kita dengar, yaitu bahwa “Mahasiswa Sebagai Agent Of Change/Agen Perubahan”. Mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sejarah sebuah bangsa. Pemikiran kritis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para mahasiswa. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi rakyat kepada penguasa, dengan cara mereka sendiri.
Peran mahasiswa sangatlah nyata bagi sebuah perubahan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dimana peran mahasiswa itu sendiri diantaranya:
1) sebagai penganalisa, pemberi solusi terhadap fenomena ataupun peristiwa yang sedang terjadi di masyarakat,
2) sebagai pengamat dan pengontrol terhadap kebijakan dan keputusan pemerintah,
3) sebagai penyambung lidah atau penyampai aspirasi masyarakat kampus pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya,
4) sebagai penyampai kebenaran,
5) sebagai agen perubahan (agent of change),
6) sebagai generasi muda penerus masa depan bangsa.

Jika kita mau merenung dan berfikir sejenak, tentunya akan muncul pertanyaan-pertanyaan dari dalam benak kita. Mengapa semua ini menimpa kehidupan mahasiswa ataupun mahasiswi sebagai salah satu tonggak perubahan negeri ini? Mengapa kondisi ini terjadi di negeri yang kaya raya dengan sumber daya alamnya dan di negeri yang pernah mendapat julukan “Jamrud Katulistiwa” ini?

2. ISI

Ada definisi yang digunakan misalnya yang dirumuskan oleh Terry, sebagai berikut:
‘’Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human beings and other resources’’.
Dalam pengertian definisi ini, ada aktivitas yang jelas berupa proses manajemen. Selanjutnya, aktivitas dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu dan dilakukan melalui orang lain dengan bantuan sumber daya lain pula, yang dinamakan orang dan sumber daya lain biasa disebut 5 M, yaitu men, materials, machines, methods, dan money.
Didalam suatu manajemen terdapat ;

1. Planning ( perencanaan )
2. Organizing ( pengorganisasian )
3. Commanding ( pemberian commando )
4. Coordinating ( pengkoordinasian )


Dalam hal ini kita akan membahas tentang Actuating (Penggerakan)
Actuating ( penggerakan ) adalah menempatkan semua anggota dari pada kelompok agar kerja secara sadar untuk mencapi tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi atau dengan kata lain penggerakan artinya kegiatan yang berhubungan dengan memotivasi atau member semangat kepada karyawan atau pegawai.Misalkan, kita masih membahasa organisani BEM tersebut , tugas pimpinan organisasi tersebut menggerakkan seluruh anggota yang bekerja dalam suatu organisasi terbut agar masing-masing bekerja sesuai yang telah ditugaskan dengan semangat dan kemampuan maksimal. Ini merupakan tantangan yang sangat besar bagi fungsi manajemen., yang mempunyai keyakinan, harapan, sifat, tingkat laku, emosi, kepuasan, pengembangan, dan akal budi serta menyangkut hubungan antar pribadi. Oleh karena itu, banyak yang mengatakan bahwa fungsi penggerakan adalah fungsi yang paling penting serta paling sulit dalam keseluruhan fungsi manajemen.
Fungsi tugas penggerakan (actuating) adalah tugas menggerakkan seluruh manusia yang bekerja dalam suatu perguruan tinggi agar masing-masing bekerja sesuai yang telah ditugaskan dengan semangat dan kemampuan maksimal. Ini merupakan tantangan yang sangat besar bagi fungsi manajemen karena menyangkut manusia, yang mempunyai keyakinan, harapan, sifat, tingkat laku, emosi, kepuasan, pengembangan, dan akal budi serta menyangkut hubungan antar pribadi.
Oleh karena itu, banyak yang mengatakan bahwa fungsi penggerakan adalah fungsi yang paling penting serta paling sulit dalam keseluruhan fungsi manajemen.

3.PENUTUP

Dari sebab itu, seorang mahasiswa harus melakukan penerapan manajemen nya dalam kehidupanya, dimana manajemen itu digunakan untuk dirinya agar proses jalan dari tahap ke tahap befungsi dengan hasil yang maksimal dan kemudian dicapailah suatu tujuan yang telah direncanakanya dalam manajemen tersebut sesuai dengan keinginan dan harapnnya.
Maka struktur-struktur yang digunakan seorang mahasiswa tersebut dalam penerapan manajemen nya, menggunakan fungsi-fungsi :

1. Planning ( perencanaan )
2. Organizing ( pengorganisasian )
3. Commanding ( pemberian commando )
4. Coordinating ( pengkoordinasian )
5. Controlling ( pengawasan )

4. DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
Ekonomi primagama kelas XII
Ekononomi kelas XII karangan yudhistira
www.alumnifatek.forumotion.com

Penerapan Perencanaan Pada Organisasi pemuda/mahasiswa

Penerapan Perencanaan Pada Organisasi pemuda/mahasiswa


Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan dengan lancar.

Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.

Tujuan perencanaan yang pertama adalah untuk memberikan pengarahan untuk anggota organisasi. Dengan rencana,anggota dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana,suatu organisasi mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.

Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang anggota membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.

Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja suatu organisasi.

kesimpulan

Suatu organisasi akan berjalan dengan baik apabila mempunyai perencanaan dengan baik

daftar pustaka:www.wikipedia.org